aku seorang mahasiswa Analis Kesehatan di Poltekkes Manado. bagiku hidup adalah PILIHAN dan PERJUANGAN.
Senin, 26 Januari 2015
Jumat, 23 Januari 2015
Kamis, 22 Januari 2015
KOLESTEROL TOTAL
Kolesterol total merupakan kadar keseluruhan kolesterol
yang beredar dalam tubuh manusia. kolesterol adalah lipid amfipatik dan
merupakan kompenen structural esensial pada membran plasma. Senyawa kolesterol
total ini di sintesis di banyak jaringan dari asetil-KoA dan merupakan prekusor
utama semua steroid lain di dalam tubuh termasuk kortikosteroid, hormone seks,
asam empedu, dan vitamin D. sebagai produk tipikal metabolisme hewan,
kolesterol total terdapat dalam makanan yang berasal dari hewan misalnya kuning
telur, daging, hati, dan otak.
Sekitar
separuh kolesterol tubuh berasal dari proses sintesis di dalam tubuh (sekitar
700mg/hari) dan sisanya diperoleh dari makanan. Hati dan usus masing-masing
menghasilkan sekitar 10% dari sintesis total pada manusia. dan hampir semua
jaringan yang mengandung sel berinti mampu membentuk kolesterol, yang
berlangsung di reticulum endoplasma dan sitosol. Bahan baku pembuatan
kolesterol di dalam tubuh adalah karbohidrat, protein, atau lemak.
Selain
total kolesterol, dikenal juga LDL (Low Density Lipoprotein) yang umumnya kita
kenali dengan nama kolesterol jahat, kolesterol LDL merupakan bentukan
kendaraan yang membawa kolesterol dan ester kolesteril ke banyak jaringan.
Selain LDL sebagai kolesterol jahat, umumnya kita juga mengenal kolesterol baik
yaitu kolesterol HDL (High Density Lipoprotein). Kolesterol bebas dikeluarkan
dari jaringan dengan menggunakan kolesterol HDL dan diangkut ke hati.
Kolesterol
LDL disebut sebagai kolesterol jahat disebabkan peranannya membawa kolesterol
total ke banyak jaringan di dalam tubuh. Sehingga memberikan peluang terjadinya
penumpukan kolesterol di berbagai jaringan tubuh, termasuk diantaranya dalam
pembuluh darah. Dan kolesterol HDL disebut sebagai kolesterol baik karena
memiliki fungsi terbalik dari kolesterol LDL yaitu mengambil kolesterol dari
jaringan-jaringan di dalam tubuh dan mengembalikannya ke hati,
Hati
merupakan tempat kolesterol dieliminasi dari tubuh tanpa diubah atau setelah
diubah menjadi asam empedu dalam proses yang disebut transpor kolesterol
terbalik. Kolesterol adalah unsur pokok batu empedu. Tetapi , peran utama
kolesterol total dalam proses patologis adalah sebagai faktor pembentukan
aterosklerosis arteri-arteri vital, yang dapat menimbulkan penyakit pembuluh
darah perifer, koroner, dan serebrovaskular.
GOT, GPT, dan Gamma GT
GOT
Glutamic Oxaloacetic Transaminase (GOT) adalah
suatu enzim yang berhubungan dengan sel parenkim hati. GOT juga disebut
aspartateaminotransferase (AST). Pemeriksaan GOT merupakan pengukuran
kadar GOT dalam darah. Pemeriksaan ini kurang spesifik untuk mendeteksi
kerusakan hati, karena enzim GOT juga dihasilkan oleh sel lain
seperti sel jantung dan sel otot skelet.
Pemerikasaan GOT dimaksudkan untuk memantau dan
menetapkan terapi bagi penderita hepatitis atau kanker hati, dengan demikian
prosedur pengobatan akan lebih tepat dan terarah.
Enzim
GOT mengkatalisis perpindahan gugus amino dari aspartat kepada 2-oksoglutarat
untuk menjadi L-glutamat dan oksaloasetat.
GPT
GPT adalah singkatan dari Glutamic Piruvic
Transaminase. GPT atau juga dinamakan ALT (alanin aminotransferase) merupakan
enzim yang banyak ditemukan pada sel hati serta efektif untuk mendiagnosis
destruksi hepatoseluler.
Enzim ini dalam jumlah yang kecil dijumpai pada
otot jantung, ginjal dan otot rangka. Pada umumnya nilai tes GPT/ALT lebih
tinggi daripada GOT/AST pada kerusakan parenkim hati akut, sedangkan pada
proses kronis didapat sebaliknya.
Pada
manusia, enzim GPT ini banyak disebabkan oleh indikasi kerusakan hati, dalam
analisis klinik, pemeriksaan GPT dilakukan untuk : Identifikasi penyakit hati,
terutama sirosis dan hepatitis yang disebabkan oleh alkohol, narkoba, atau
virus, membantu memeriksa kerusakan hati, mengetahui apakah penyakit kuning
disebabkan oleh darah atau penyakit hati, melacak dampak kolesterol dampak
obat-obatan lainnya yang dapat merusak hati.
Gamma-glutamil transferase (GGT)
Gamma-glutamil
transferase (GGT) adalah enzim yang ditemukan terutama di hati dan ginjal,
sementara dalam jumlah yang rendah ditemukan dalam limpa, kelenjar prostat dan
otot jantung. Gamma-GT merupakan uji yang sensitif untuk mendeteksi beragam
jenis penyakit parenkim hati. Kebanyakan dari penyakit hepatoseluler dan
hepatobiliar meningkatkan GGT dalam serum. Kadarnya dalam serum akan meningkat lebih
awal dan tetap akan meningkat selama kerusakan sel tetap berlangsung.
GGT adalah salah satu enzim mikrosomal yang
bertambah banyak pada pemakai alkohol, barbiturat, fenitoin dan beberapa obat
lain tertentu. Alkohol bukan saja merangsang mikrosoma memproduksi lebih banyak
enzim, tetapi juga menyebabkan kerusakan hati, meskipun status gizi peminum itu
baik. Kadar GGT yang tinggi terjadi setelah 12-24 jam bagi orang yang minum
alkohol dalam jumlah yang banyak, dan mungkin akan tetap meningkat selama 2-3 minggu
setelah asupan alkohol dihentikan. Tes gamma-GT dipandang lebih sensitif
daripada tes fosfatase alkalis (alkaline phosphatase, ALP).
Metode
pemeriksaan untuk tes GGT adalah spektrofotometri atau fotometri, dengan
menggunakan spektrofotometer/fotometer atau alat kimia otomatis. Bahan
pemeriksaan yang digunakan berupa serum atau plasma heparin.
Enzim gamma-glutamil transferase untuk pertama
kalinya dikemukakan oleh Hanes dalam tahun 1950. Enzim ini juga dinamakan
gamma-glutamil transpeptidase atau disingkat GGT. Pada awal tahun 60-an
gamma-glutamil transferase telah menarik perhatian klinik dan hubungan antara
penyakit-penyakit tertentu dengan peningkatan kadar enzim tersebut dalam serum
telah diselidiki. Beberapa tahun kemudian pemeriksaan enzim gamma-glutamil
transferase serum merupakan suatu pemeriksaan rutin dalam klinik untuk
memperkuat diagnosis berbagai macam penyakit
Fungsi enzim gamma-glutamil transferase ialah
mengkatalisis pemindahan gugus gamma-glutamil dari suatu peptide yang mengandung
gugus tersebut, misalnya glutation, kepeptida lain atau ke asam amino. sebagai
akseptor gugus gamma glutamil airpun dapat berperan, dan bila ini terjadi maka
yang berlangsung adalah proses hidrolisis. Gamma-glutamil transferase adalah
suatu glikoprotein dengan bagian karbohidratnya sebanyak 20%. Molekul enzim
juga mengandung gugus sulfhidril. Di dalam tubuh enzim terutama terikat pada
membran-membran sel epitel dan limfoid. Pada isolasi enzim telah ditemukan
bentuk dengan berat molekul 200.000 yang dinamakan "heavy form".
Bentuk ini dapat dipecah dengan penambahan bromelain dan dihasilkan bentuk
dengan berat molekul sekitar 68.000 yang dinamakan "light form".
Bentuk yang terakhir ini dapat dipisahkan menjadi 12 isoenzim yang semuanya
aktif dan mempunyai jumlah asam amino, heksosa dan aminoheksosa yang sama,hanya
berbeda dalam jumlah asam sialat.
Test Imunoserologi (Deteksi Dini Hepatitis)
Penyakit hepatitis merupakan salah satu penyakit yang penularannya
sangat mudah dan sulit mendeteksi bahwa orang tersebut terinfeksi selain
melalui pemeriksaan darah, karena orang yang terinfeksi akan Nampak sehat
seperti orang lain.
Dikenal lima jenis virus hepatitis yang dapat dideteksi dengan uji
laboratorium, yaitu : virus hepatitis A (hepatitis A virus, HAV), virus
hepatitis B (hepatitis B virus, HBV), virus hepatitis C (hepatitis C
virus, HCV), virus hepatitis D (hepatitis D virus, HDV), dan virus
hepatitis E (hepatitis E virus, HEV). Virus hepatitis dapat dideteksi
dengan pengujian antigen serum, antibodi, DNA, RNA, dan/atau immunoglobulin
(IgG dan IgM).
Perbedaan virus-virus hepatitis berdasarkan metode transmisi, masa
inkubasi,; ikterik, fase akut dan kronis dari penyakit, status carrier,
imunitas, dan laju mortalitas adalah sebagai berikut :
·
Virus Hepatitis A (HAV)
Virus hepatitis A terutama ditransmisikan lewat kontak fekal-oral.
Ikterik merupakan tanda awal HAV yang dapat terjadi beberapa hari setelah
infeksi virus dan dapat berlangsung selama 12 minggu. Antibodi terhadap HAV,
yaitu IgM anti HAV dan IgG anti-HAV digunakan untuk mengkonfirmasi fase infeksi
hepatitis A. IgM anti-HAV mengindikasikan fase akut infeksi (infeksi sedang
berlangsung); muncul di awal infeksi dan menghilang dalam 2-3 bulan. IgG
anti-HAV muncul lebih lambat dan mengindikasikan fase pemulihan, pasca infeksi,
atau imunitas. Sekitar 45-50 % penderita HAV dapat memiliki IgG anti-HAV yang
menetap seumur hidupnya.
·
Virus Hepatitis B (HBV)
Virus hepatitis B jga disebut hepatitis serum. Terdapat berbagai
uji serologik untuk mendiagnosis HBV dan untuk mengetahui daya tular serta
prognosis penderita. Uji-uji yang tersedia secara komersial meliputi
pemeriksaan antigen permukaan hepatitis B (hepatitis B surface antigen,
HBsAg), antibodi HBsAg (anti-HBs), antibodi inti hepatitis B (anti HBc),
antibodi IgM spesifik inti hepatitis B (IgM anti HBc), antigen e hepatitis B
(HBeAg), antibodi e hepatitis B (anti-HBe).
o
Antigen permukaan
hepatitis (HBsAg)
Indikator paling awal untuk mendiagnosis infeksi virus hepatitis B
adalah antigen permukaan hepatitis B (HBsAg). Penanda serum ini dapat muncul
sekitar 2 minggu setelah penderita terinfeksi, dan akan tetap ada selama fase
akut infeksi sampai terbentuk anti-HBs. Jika penanda serum ini tetap ada selam
6 bulan, hepatitis dapat menjadi kronis dan penderita dapat menjadi carrier.
Vaksin hepatitis B tidak akan menyebabkan HBsAg positif. Penderita HBsAg
positif tidak boleh mendonorkan darah.
o
Antibodi antigen
permukaan hepatitis B (anti-HBs)
Fase akut hepatitis B biasanya berlangsung selama 12 minggu, oleh
karena itu HBsAg tidak didapati dan terbentuk anti-HBs. Penanda serum ini
mengindikasikan pemulihan dan imunitas terhadp virus hepatitis B. IgM anti-HBs
akan menentukan apakah penderita masih dalam keadaan infeksius. Titer anti-HBs
>10 mIU/ml dan tanpa keberadaan HBsAg, menunjukkan bahwa penderita telah
pulih dari infeksi HBV.
o
Antigen e hepatitis B
(HBeAg)
Penanda serum ini hanya akan terjadi jika telah ditemukan HBsAg.
Biasanya muncul 1 minggu setelah HBsAg ditemukan dan menghilang sebelum muncul
anti-HBs. Jika HBeAg serum masih ada setelah 10 minggu, penderita dinyatakan
sebagai carrier kronis.
o
Antibodi antigen HBeAG
(anti-HBe)
Bila terdapat anti-HBe, hal ini mengindikasikan bahwa telah
terjadi pemulihan dan imunitas terhadap infeksi HBV.
o
Antibodi antigen inti
(anti-HBc)
Anti HBc terjadi bersamaan dengan temuan HBsAg positif kira-kira
4-10 minggu pada fase HBV akut. Peningkatan titer IgM anti-HBc mengindikasikan
proses infeksi akut. Anti-HBc dapat mendeteksi penderita yang telah terinfeksi
HBV. Penanda serum ini dapat tetap ada selama bertahun-tahun, dan penderita
yang memiliki anti-HBc positif tidak boleh mendonorkan darahnya.
Pemeriksaan anti-HBc dan IgM anti-HBc sangat bermanfaat untuk
mendiagnosis infeksi HBV selama “window period” antara hilangnya HBsAg dan
munculnya anti-HBs.
·
Virus Hepatitis C (HCV)
Istilah HBC sebelumnya dikenal dengan sebutan hepatitis non-A
non-B. Virus ini ditransmisikan secara parenteral. Kasus ini lebih sering
terjadi pada kasus pasca transfusi, tetapi juga perlu dipertimbangkan pada
ketergantungan obat, tusukan jarum, hemodialisis, dan hemophilia. Kira-kira setengah
dari kasus HCV akut menjadi carrier kronis.
Antibodi virus hepatitis C (anti-HCV) : HCV dikonfirmasi dengan
uji anti-HCV. Anti-HCV tidak mengindikasikan imunitas seperti yang dihasilkan
oleh anti-HBs dan anti-HBe.
·
Virus Hepatitis D (HDV)
Virus hepatitis D (delta) adalah suatu virus cacat yang hanya
dapat menginfeksi penderita yang sudah mengalami infeksi HBV aktif. Virus ini
ditransmisikan secara parenteral. Virus ini diselubungi oleh HBsAG, dan
bergantung pada HBV untuk terjadinya replikasi. Infeksi HDV biasanya berat dan
terjadi 7-14 hari setelah infeksi HBV yang akut dan parah. Infeksi HDV ini
memiliki angka kejadian yang rendah, kecuali pada penyalahgunaan obat
intravena, dan penderita yang menerima transfusi ganda. Infeksi HDV timbul
sebagai fase akut HBV atau sebagai carrier kronis infeksi HBV. Dari semua jenis
infeksi hepatitis, HDV merupakan hepatitis fulminas serta menimbulkan angka
kematian yang tinggi.
Antigen Hepatitis D (HDAg) : Deteksi HDAg dan HDV-RNA
mengindikasikan fase akut HBV dan infeksi HDV. Ketika HBsAg hilang diikuti
HDAg, anti-HDV timbul kemudian dan dapat mengindikasikan hepatitis D kronis.
·
Virus Hepatitis E (HEV)
HEV ditransmisikan secara fekal-oral dan bukan parenteral.
Hepatitis E terjadi akibat meminum air yang tidak bersih dan juga saat
bepergian ke daerah Meksiko, Rusia, India, atau Afrika. Antibodi terhadap
hepatitis E (anti-HEV) digunakan untuk mendeteksi infeksi hepatitis E.
FUNGSI dan ARTI PEMERIKSAAN IMUNOSEROLOGI
- Feritin
Mengetahui cadangan besi dalam tubuh - HBsAG
Untuk mengetahui adanya infeksi virus Hepatitis B - Jika
HBsAG Positif: Terinfeksi virus Hepatitis B
- Jika
HBsAG Positif selama lebih dari 6 bulan: Berarti pasien menderita
Hepatitis B kronis; disarankan untuk rutin memeriksakan fungsi hati
(SGOT, SGPT, Protein Total, Albumin, AFP) minimal 6 bulan sekali
- Anti
HBs
Untuk mengetahui adanya antibody / zat kekebalan terhadap virus Hepatitis B
1.
Pada penderita Hepatitis B, anti HBs positif
merupakan tanda kesembuhan
2.
Pada pasien yang belum / sudah mmendapatkan
vaksinasi Hepatitis B, jika anti HBs positif berarti pasien sudah mempunyai
kekebalan terhadap infeksi virus Hepatitis B. Disarankan untuk rutin
memeriksakan kadar anti HBs, jika kadar Anti HBs menurun, perlu diberikan
vaksinasi ulang
3.
Jika HBsAg dan Anti HBs negatif: Pasien belum
pernah terinfeksi dan belum mempunyai kekebalan terhadap infeksi Hepatitis B,
disarankan untuk vaksinasi
- HBeAg
Disarankan untuk diperiksa bila HBsAg positif. Bila HBeAg positif berarti penderita masih infeksius (Berpotensi menularkan virus Hepatitis B) - HBV
DNA
Untuk mengetahui jumlah virus hepatitis B yang masih hidup: digunakan untuk memantau perjalanan penyakit dan terapi Hepatitis B - Anti
HCV
Untuk mengetahui adanya antibody terhadap virus Hepatitis C. Anti HCV positif berarti pasien menderita Hepatitis C - HCV
RNA
Untuk mengetahui jumlah virus Hepatitis C yang masih hidup, dipergunakan untuk memantau perjalanan penyakit dan terapi Hepatitis C - Anti
Dengue IgM dan IgG
Untuk mengetahui adanya infeksi virus dengue, penyebab demam dengue / demam berdarah - Anti
Toxoplasma IgM
Untuk mengetahu adanya infeksi akut dari Toxoplasma Gondii - Anti
Toxoplasma IgG
Merupakan petanda adanya kekebalan terhadap infeksi Toxoplasma Gondii - Anti
CMV IgM
Untuk mengetahui adanya infeksi akut dari CMV (Cytomegalovirus) - Anti
CMV IgG
Merupakan petanda adanya kekebalan terhadap infeksi CMV (Cytomegalovirus) - Anti
Rubella IgM
Untuk mengetahui adanya infeksi akut dari virus Rubella - Anti
Rubella IgG
Merupakan petanda adanya kekebalan terhadap infeksi Rubella - AntiHSV2
IgM
Untuk mengetahui adanya infeksi akut dari virus Herpes Simpleks tipe 2 - AntiHSV2
IgG
Merupakan petanda adanya kekebalan terhadap infeksi virus Herpes Simpleks tipe 2
IMUNOSEROLOGI
Imunoserologi adalah
bidang ilmu kedokteran
yang mempelajari:
·
Identifikasi terhadap antibodi yaitu protein yang
dibuat dari sel darah putih yang berespon terhadapantigen,
protein asing di dalam tubuh.
·
Investigasi masalah yang berhubungan dengan sistem kekebalan
tubuh seperti penyakit autoimunitas yaitu ketika sistem kekebalan tubuh berubah
melawan jaringan tubuh sendiri dan kelainan imunodefisiensi yaitu ketika sistem
kekebalan tubuh kurang aktif.
·
Mempelajari kecocokkan organ untuk transplantasi.
Imunologi
Imunologi adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada semua organisme. Imunologi antara lain mempelajari peranan fisiologis sistem imum baik dalam keadaan sehat maupun sakit; malafungsi sistem imun pada gangguan imunologi (penyakit autoimun, hipersensitivitas,defisiensi imun, penolakan allograft); karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem imun in vitro, in situ, dan in vivo. Imunologi memiliki berbagai penerapan pada berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin.
Serologi
Serologi ialah ilmu yang mempelajari reaksi antigen antibody secara invitro
Untuk dapat menegakkan diagnose suatu penyakit infeksi:kita harus dapat mengisolasi atau menemukan kuman penyebabnya. Proses isolasi atau menemukan kuman tersebut memakan waktu yang cukup lama dan sulit dalam pelaksanaannya. Apabila sebuah kuman masuk kedalam tubuh kita maka kuman tersebut akan merupakan suatu antigen (benda asing)bagi tubuh kita dan selanjutnya akan merangsang tubuh kitauntuk membentuk antibody terhadap kuman tersebut. Dengan dapat ditemukannya antibody tersebut dalam tubuh kita, mka hal ini akan membantu kita dalam menegakkan diagnose suatu penyakit infeksi. Proses untuk menemukan atau mendeteksi adanya antigen dan antibody tersebut yang selanjutnya kita kenal dengan pemeriksaan serologi. Beberapa contoh pemeriksaan serologi adalah: Widal, VDRL, Toxoplasmosis, Hepatitis, AIDS, dsb. Dalam kuliah ini akan dibahas pemeriksaan serologi untuk Widal dan Hepatitis A dan B.
Selasa, 20 Januari 2015
Langganan:
Postingan (Atom)