KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga laporan dengan judul “ANALISIS AIR SECARA FISIKA” dapat
diselesaikan tepat waktu.
Pada
penulisan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin namun mengingat
kodrat manusia sebagai manusia biasa tidak menutup kemungkinan adanya
kekurangan-kekurangan yang membutuhkan koreksi dan penyempurnaan dari berbagai
pihak.
Selanjutnya
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Dosen pembimbing
mata kuliah ANALISIS KIMIA AIR MAKANAN DAN MINUMAN serta semua pihak yang telah
memberikan partisipasinya.
Penulis
berharap semoga laporan ini ada manfaatnya bagi para pembaca, saran dan kritik
sangat kami harapkan demi perbaikan dalam pembuatan makalah baik yang sekarang
maupun untuk yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................................
KATA
PANGANTAR......................................................................................................
DAFTAR
ISI.....................................................................................................................
BAB 1
TEORI...................................................................................................................
A. DASAR TEORI.....................................................................................................
B. WAKTU PELAKSANAAN..................................................................................
BAB 2
HASIL..................................................................................................................
A. HASIL ...................................................................................................................
B. PEMBAHASAN....................................................................................................
BAB 3
PENUTUP............................................................................................................
A. KESIMPULAN.....................................................................................................
B. SARAN.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
TEORI
A. DASAR TEORI
1. Air
Air merupakan bahan yang sangat penting bagi
kehidupan. Fungsi air tidak pernah dapat digantikan oleh senyawa lain. Air juga
merupakan salah satu komponen utama dalam bahan dan produk pangan. Air memiliki
manfaat yang sangat banyak yang berguna bagi mahluk hidup di bumi, sehingga air
mempunyai peranan yang penting dalam melangsungkan kehidupan. Rumus kimia air dalam
lingkungan laboratorium adalah H2O. Tetapi kenyataannya di alam,
rumus tersebut menjadi H2O + X, dimana X berbentuk karakteristika bilogik
(bersifat hidup) ataupun berbentuk karakteristika non biologic (bersifat mati).
Pengotor yang ada dalam air yang akan diolah sebelum digunakan dalam industri
dapat bermacam – macam diantaranya adalah kekruhan (turbidity).
Karakteristik Fisik Air
a. Kekeruhan: Kekeruhan air dapat ditimbulkan
oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik yang terkandung dalam air seperti
lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri.
b. Temperatur: Kenaikan temperatur air
menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar oksigen terlarut yang
terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobic
ynag mungkin saja terjadi.
c. Warna: Warna air dapat ditimbulkan oleh
kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak
senyawa-senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan.
d. Solid (Zat padat): Kandungan zat padat
menimbulkan bau busuk, juga dapat meyebabkan turunnya kadar oksigen terlarut.
Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam air
e. Bau dan rasa: Bau dan rasa dapat dihasilkan
oleh adanya organisme dalam air seperti alga serta oleh adanya gas seperti H2S
yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan oleh adanya senyawa-senyawa organik
tertentu
2. Turbidimeter
Turbidimeter merupakan alat yang digunakan untuk
menguji kekeruhan, yang biasanya dilakukan pengujian adalah pada sampel cairan
misalnya air. Salah satu parameter mutu yang sangat vital adalah kekeruhan yang
kadang-kadang diabaikan karena dianggap sudah cukup dilihat saja atau alat
ujinya yang tidak ada padahal hal tersebut dapat berpengaruh terhadap mutu.
Oleh sebab itu untuk mengendalikan mutu dilakukan uji kekeruhan dengan alat
turbidimeter. Ada beberapa cara praktis
memeriksa kualitas air, yang paling langsung karena beberapa ukuran redaman
(yaitu, pengurangan kekuatan) cahaya saat melewati kolom sampel air, Kekeruhan
diukur dengan cara ini menggunakan alat yang disebut nephelometer dengan setup
detektor ke sisi sinar. Satuan kekeruhan dari nephelometer dikalibrasi disebut
Nephelometric Kekeruhan Unit (NTU). Kekeruhan di danau, waduk, saluran, dan
laut dapat diukur dengan menggunakan Secchi disk. Kekeruhan di udara, yang
menyebabkan redaman matahari, digunakan sebagai ukuran polusi. Untuk model
redaman dari radiasi balok, beberapa parameter kekeruhan telah diperkenalkan,
termasuk faktor kekeruhan Linke (TL). Kekeruhan (atau kabut) juga diterapkan
untuk padatan transparan seperti kaca atau plastik. Dalam kabut produksi
plastik didefinisikan sebagai persentase cahaya yang dibelokkan lebih dari 2,5
° dari arah cahaya masuk.
Turbidimeter yaitu sifat optik akibat dispersi
sinar dan dapat dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan
terhadap cahaya yang tiba. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh
suatu suspensi adalah fungsi konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya konstan.
Turbidimeter meliputi pengukuran cahaya yang diteruskan.
Turbiditas berbanding lurus terhadap konsentrasi
dan ketebalan, tetapi turbiditas tergantung juga pada warna. Untuk partikel
yang lebih kecil, rasio Tyndall sebanding dengan pangkat tiga dari ukuran
partikel dan berbanding terbalik terhadap pangkat empat panjang gelombangnya.
Prinsip spektroskopi absorbsi dapat digunakan
pada turbidimeter dan nefelometer. Untuk turhidimeter, absorbsi akibat partikel
yang tersuspensi diukur sedangkan pada nefelometer, hamburan cahaya oleh
suspensilah yang diukur. Meskipun prcsisi metode ini tidak tinggi tetapi
mempunyai kegunaan praktis, sedangkan akurasi pengukuran tergantung pada ukuran
dan bentuk partikel. Setiap instrumen spektroskopi absorbsi dapat digunakan
untuk turbidimeter, sedangkan nefelometer kurang sering digunakan pada analisis
anorganik. Pada konsentrasi yang lebih tinggi, absorbsi bervariasi secara
Tinier terhadap konsentrasi, sedangkan pada konsentrasi lebih rendah untuk
sistem koloid Te dan SnCl2, tembaga ferosianida dan sulfida-sulfida logam berat
tidak demikian halnya. Kelarutan zat tersuspensi seharusnya kecil. Suatu
gelatin pelindung koloid biasanya digunakan untuk membentuk suatu dispersi
koloid yang seragam dan stabil.
Metode pengukuran turbiditas dapat dikelompokkan dalam tiga golongan,
yaitu :
a. Pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang
dihamburkan terhadap intensitas cahaya yang datang
b. Pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman
dimana cahaya mulai tidak tampak di dalam lapisan medium yang keruh.
c. Instrumen pengukur perbandingan Tyndall
disebut sebagai Tyndall meter. Dalam instrumen ini intensitas diukur secara
langsung. Sedang pada nefelometer, intensitas cahaya diukur dengan larutan
standar.
B. WAKTU PELAKSANAAN
1.
Hari :
2.
Tangggal :
3.
Lokasi :
BAB II
HASIL
KEGIATAN
1. HASIL
A.
ALAT YANG DIGUNAKAN
Botol spesimen
Tali
Turbidimeter
pH-meter
B.
BAHAN YANG DIGUNAKAN
Sampel (air
sungai)
Tissue
Pemberat (batu)
C.
PROSEDUR KERJA
1.
Siapkan alat
dan bahan
2.
Tetapkan titik
pengambilan sampel
3.
Botol spesimen
diikat dengan tali dan dipakai batu sebagai pemberat
4.
Botol spesimen
dibilas sebanya 3 kali mengguakan air sampel
5.
Ambil sampel
air
6.
Periksa pH dan
suhu menggunakan pH-meter
7.
Catat hasil
yang didapat
8.
Periksa kekeruhan
sampel dengan menggunakan turbidimeter
9.
Catat hasil
yang didapat
10.
Bersihkan semua
alat dan bahan yang digunakan
11.
Buat laporan
praktikum
D.
HASIL
1.
pH :
2.
Kekeruhan :
3.
Suhu :
2.
PEMBAHASAN
Kekeruhan adalah ukuran yang kekeruhan yang
terjadi menggunakan efek cahaya sebagai dasar untuk mengukur keadaan air baku
dengan skala NTU (nephelo metrix turbidity unit) atau JTU (jackson turbidity
unit) atau FTU (formazin turbidity unit), kekeruhan ini disebabkan oleh adanya
benda tercampur atau benda koloid di dalam air. Hal ini membuat perbedaan nyata
dari segi estetika maupun dari segi kualitas air itu sendiri. Kekeruhan
merupakan keadaan mendung atau kekaburan dari cairan yang disebabkan oleh
partikel individu (padatan tersuspensi) yang umumnya tidak terlihat dengan mata
telanjang, mirip dengan asap di udara. Pengukuran kekeruhan adalah tes kunci
dari kualitas air.
Pada praktikum yang telah dilakukan ini adalah
untuk mengenal, mengetahui dan memahami atau mempelajari alat pengujian air
limbah yaitu turbidimeter sekaligus mengukur tingkat kekeruhan pada pada
beberapa sampel dengan menggunakan alat turbidimeter. Sampel yang di uji
diantaranya air keran toilet, air tadah hujan dan air sungai. Prinsip kerja
dari alat untuk menguji kekeruhan ini adalah alat akan memancarkan cahaya pada
media atau sampel, dan cahaya tersebut akan diserap, dipantulkan atau menembus
media tersebut. Cahaya yang menembus media akan diukur dan ditransfer kedalam
bentuk angka.
Seperti yang kita ketahui, ada beberapa alat
untuk menguji kekeruhan yang bisa digunakan. Pada praktikum ini turbidimeter
yang digunakan mempunyai botol kecil yang dipakai untuk wadah sampel dan
standar. Penggunaan alat turbidimeter ini sangat mudah, kita cukup menyimpsn
sampel dan standar pada botol kecil yang merupakan bagian dari alat. Sebelum
alat digunakan terlebih dahulu harus diset, angka yang tertera pada layar harus
0, kemudian melakukan pengukuran dengan menyesuaikan nilai pengukuran dengan
cara memutar tombol pengatur hingga nilai yang tertera pada layar pada
turbidimeter sesuai dengan nilai standar. Setelah itu sampel dimasukan pada
tempat pengukuran sampel yang ada pada turbidimeter, hasilnya dapat langsung
dibaca skala pengukuran kekeruhan tertera pada layar dengan jelas. Akan tetapi
pengukuran sampel harus dilakukan sebanyak 3 kali dengan menekan tombol
pengulangan pengukuran untuk setiap pengulangan agar pengukuran tepat atau
valid, dan hasilnya langsung dirata-ratakan.
Dalam air minum, semakin
tinggi tingkat kekeruhan, semakin tinggi resiko bahwa orang-orang dapat
mengembangkan penyakit gastrointestinal. Ini terutama masalah bagi
orang-dikompromi kekebalan, karena kontaminan seperti virus atau bakteri dapat
menjadi melekat pada padatan tersuspensi. Padatan tersuspensi mengganggu
disinfeksi air dengan klorin karena partikel bertindak sebagai perisai untuk
virus dan bakteri. Demikian pula,
padatan tersuspensi dapat melindungi bakteri dari ultraviolet (UV) sterilisasi
air.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kekeruhan merupakan keadaan mendung atau
kekaburan dari cairan yang disebabkan oleh partikel individu (padatan
tersuspensi) yang umumnya tidak terlihat dengan mata telanjang, mirip dengan
asap di udara. Pengukuran kekeruhan adalah tes kunci dari kualitas air.
B. SARAN
Dalam pemaparan makalah ini.diharapkan pembaca dapat mengerti tentang
analisis air dilapangan ,dan diharapkan pembaca dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari karena peranan air sangat penting bagi makhluk
hidup.jangan sampai air yang dikonsumsi sehari hari telah tercemar baik secara
fisika maupun secara kimia.didalam makalah ini belum dipaparkan secara
menyeluruh analisis air untuk itu diharapkan pembaca tidak tinggal diam, teruslah
mencari dan mencari materi sebanyak-banyaknya tentang pembahasan ini
DAFTAR PUSTAKA
http://ripanimusyaffalab.blogspot.com/2010/01/analisis-air.html
http://analisis air.com.html
1989.kimia air.untuk sekolah menengah analis kesehatan.jakarta