Keracunan merupakan keadaan darurat
yang diakibatkan masuknya suatu zat atau makanan ke dalam tubuh melalui
berbagai cara yang berbahaya bagi tubuh. Ada tindakan-tindakan pokok yang
penting saat memberikan pertolongan pada korban keracunan. Pertolongan pada
korban yang keracunan yang ditimbulkan oleh zat apapun haruslah dilakukan
dengan sangat hati-hati dan tidak boleh terburu-buru. Pertolongan yang salah
atau yang secara berlebihan justru mendatangkan bahaya baru bagi korban.
Sedapat mungkin mencari tahu atau
mencari racun penyebabnya, misalnya dari botol bekas atau sisa zat atau makanan
yang masih ada disekitar korban. Tindakan pertolongan akan sangat ditentukan
dari jenis racunnya.
Tindakan pertama adalah bersihkan
saluran napas korban dari kotoran, lendir, atau muntahan. Dalam hal keracunan,
penolong jangan memberikan pernapasan buatan dengan cara mulut ke mulut karena
bahaya terkontaminasi dari korban ke penolong. Apabila pernapasan buatan
diperlukan, maka berikan cara lainnya. Apabila racun tidak dapat dikenali atau
tidak diketahui maka untuk sementara berikan norit atau larutan arang batok
kelapa yang dicampur dengan air. Selain itu dapat juga berikan putih telur,
susu, dan air sebanyak-banyaknya untuk mengencerkan racun yang masuk dalam
tubuh.
Racun dapat masuk dalam tubuh dengan berbagai cara
seperti berikut :
1. Racun masuk melalui mulut
Umumnya racun masuk ke dalam tubuh
melalui mulut yang dengan sendirinya dapat merangsang terjadinya muntah, hal
tersebut baik bagi korban. Namun, jika tidak disertai muntah, korban dirangsang
untuk memuntahkan racunnya atau dibantu dengan cara menekan tenggorokannya
dengan jari melalui mulut.Pada anak-anak, merangsang muntah dapat dilakukan
dengan memberinya minum air atau susu sebanyak mungkin, biasanya muntah akan
terjadi dengan sendirinya.
* Muntah
tidak boleh dirangsang : beberapa catatan yang tidak boleh merangsang muntah
adalah keracunan yang disebabkan oleh bensin, minyak tanah, asam dan basa
keras, serta apabila penderita dalam keadaan tidak sadar. Memuntahkan zat
tersebut malah akan merugikan atau merusak saluran cerna korban.
* Pembilasan
lambung : pembilasan lambung perlu dilakukan apabila racun masuk melalui mulut kurang
dari 3 jam. Pembilasan lambung dapat dilakukan setelah lewat dari 3 jam,
apabila penderita sudah diberi minum susu dalam jumlah banyak terlebih dahulu.
Pembilasan lambung tidak boleh dikerjakan apabila racun yang termakan bersifat
korosif, misalnya asam atau basa keras atau berupa bensin dan sejenisnya.
* Cara yang dilakukan dalam penatalaksanaan keracunan
melalui mulut : penderita diberi minum air garam (satu sendok makan garam dapur
dalam satu liter air) atau satu sendok makan bubuk norit (arang) dalam satu
liter air. Kemudian cairan tersebut dimuntahkan. Apabila penderita tidak sadar,
jangan melakukan prosedur memuntahkan sendiri isi lambungnya. Dalam hal ini
korban cepat dibawa ke rumah sakit.
2. Racun yang masuk melalui saluran napas
Jauhkan penderita dari tempat
kecelakaan yang merupakan sumber masuknya racun melalui hidung. Bawa korban ke
tempat yang udaranya lebih segar. Bila perlu berikan pernapasan buatan.
3. Racun masuk melalui kulit
Kulit yang terkena racun disiram
dengan air mengalir. Sedapat mungkin, pakaiannya sudah dilepas terlebih dahulu.
Demikian pula pakaian yang dipakainya disiram dengan air mengalir atau dilepas.
Apabila sudah terjadi syok atau pingsan, penderita segera dibawa ke rumah sakit
untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
4. Racun masuk melalui suntikan
Segera pasang penekan (torniket) di
atas dari tempat suntikan untuk menghambat racun menjalar lebih jauh di dalam
tubuh, atau dapat pula dengan menyedotnya dari tempat suntikan dengan
mempergunakan alat penyedot.
5. Reaksi alergi berat : anafilaksis
Anafilaksis adalah suatu reaksi
alergi yang bersifat akut, menyeluruh dan biasanya berat. Anafilaksis terjadi
pada seseorang yang sebelumnya telah mengalami perangsangan (sensitisasi)
akibat pemaparan terhadap suatu zat penyebab alergi. Anafilaksis tidak terjadi
pada kontak pertama dengan alergen, tapi pada pemaparan kedua atau pemaparan
berikutnya baru terjadi reaksi alergi. Reaksi anafilaksis ini terjadinya
mendadak, berat dan sistemik (melibatkan seluruh sistem tubuh).
Anafilaksis bisa terjadi sebagai
respon terhadap zat asing/ alergen. Beberapa jenis obat-obatan misalnya morfin,
pada pemaparan pertama bisa menyebabkan reaksi anafilaktoid (reaksi yang
menyerupai anafilaksis, namun masih lebih ringan). Hal ini biasanay merupakan
reaksi idiosinkratik atau reaksi keracunan dan bukan merupakan mekanisme sistem
kekebalan seperti yang terjadi pada anafilaksis sesungguhnya. Paling sering
terjadi pada gigitan atau sengatan serangga, alergi makanan dan alergi obat.
Jarang terjadi pada alergen yang berupa serbuk sari bunga.
Gejala yang muncul merupakan respon
sistem kekebalan tubuh yang melepaskan antibodi dan diikuti jaringan melepaskan
histamin dan zat lainnya. Hal ini menyebabkan terjadinya reaksi penyempitan
saluran udara, sehingga terdengar bunyi mengi (bengek)saat bernapas, gangguan
pernapasan dan timbul gejala-gejala saluran pencernaan berupa nyeri perut, kram
perut, muntah dan diare.
Tindakan
pertolongan :
* Anafilaksis merupakan keadaan darurat yang
memerlukan pertolongan segera.
* Bila perlu, segera lakukan pernapasan buatan atau
resusitasi kardiopulmonal, intubasi endotrakeal atau trakeostomi/krikotirotomi.
* Epinefrin diberikan dalam bentuk suntikan atau obat
hirup, untuk membuka saluran pernapasan dan meningkatkan tekanan darah.
* Untuk mengatasi syok, diberikan cairan melalui infus
dan obat-obatan untuk menyokong fungsi jantung dan peredaran darah berfungsi
baik.
* Antihistamin misalnya Diphenhydramine dan
kortikosteroid misalnya prednison diberikan untuk meringankan gejala lainnya.
Pencegahannya : jika sudah diketahui, hindari alergen
penyebab reaksi alergi. Untuk mencegah anafilaksis akibat alergi obat, kadang
sebelum obat penyebab alergi diberikan, terlebih dahulu berikan kortikosteroid,
antihistamin atau efinefrin.
6. Keracunan makanan
* Keracunan
botulinum
Kuman Clostridium botulinum adalah
kuman yang hidup dengan kondisi kedap udara (anaerobic), yaitu ditempat-tempat
yang tidak ada udaranya. Kuman ini mampu melindungi dirinya dari suhu yang agak
tinggi dengan jalan membentuk spora, karena cara hidup yang demikian itu,
memungkinkan kuman ini banyak dijumpai pada makanan dalam kaleng yang diolah
secara kurang sempurna.
Gejalanya muncul secara mendadak antara 18-36 jamm
setelah mengkonsumsi makanan tercemar kuman ini. Gejalanya berupa badan lemas
yang kemudian diikuti dengan penglihatan yang kabur dan ganda. Kelumpuhan saraf
mata itu diikuti oleh kelumpuhan saraf-saraf otak lainnya, sehingga penderita
mengalami kesulitan berbicara dan susah menelan.
Korban harus dirawat di rumah sakit
dengan penyuntikkan serumantitoksin yang khas untuk botulinum. Sebelum
disantap, makanan kaleng dibuka dan kemudian direbus bersama kalengnya di dalam
air sampai mendidih untuk beberapa menit.
* Keracunan
jamur
Jamur Amanita spp paling sering
mengandung racun, gejalanya dapat muncul beberapa menit sampai 2 jam sesudah
makan jamur yang beracun tersebut. Gejalanya berupa sakit perut yang hebat,
muntah, mencret, rasa haus, banyak berkeringat, kekacauan mental dan pingsan.
Tindakan
pertolongan : apabila tidak ada muntah-muntah, penderita
dirangsang agar muntah. Kemudian lambungnya dibilas dengan larutan encer Kalium
Permanganat ( 1 gram Kalium Permanganat dalam 2 liter air) atau dengan meminum
putih telur dicampur susu. Bila ada gangguan napas, berikan pernapasan buatan,
setelah itu bawa penderita ke rumah sakit.
* Keracunan
jengkol
Keracunan jengkol dapat terjadi
karena terbentuknya kristal asam jengkol yang berlebih dalam saluran kencing.
Gejalanya berupa nyeri pinggang yang disertai dengan sakit perut, nyeri sewaktu
kencing dan kristal-kristal asam jengkol yang berwarna putih nampak keluar
bersama air kencing. Kadang juga disertai darah akibat gesekan kristal asam
jengkol saat keluar dan melukai saluran kemih. Bau khas jengkol pada napas,
mulut dan air kencing. Keracunan yang berat dapat mengakibatkan berkurangnya
air kencing atau tidak dapat kencing sama sekali.
Tindakan
pertolongan : pada keracunan yang ringan, penderita diberi minum
air soda sebanyak-banyaknya. Obat-obat penghilang rasa sakit dapat diberikan
untuk mengurangi sakitnya. Pada keracunan yang berat, penderita harus dirawat
di rumah sakit.
* Keracunan
singkong
Racun yang terdapat dalam singkong merupakan unsur
senyawa sianida. Gejalanya muntah, mencret, sakit kepala, pusing, sesak napas,
badan lemah, mata melotot, mulut berbusa, pingsan, kejang-kejang.
Tindakan
pertolongan :
- berikan uap amyl nitrit/amonia di depan hidungnya
setiap 2-3 menit sekali selama 15-30 detik.
- berikan pernapasan buatan.
- usahakan agar penderita memuntahkan singkong yang
telah dimakan.
- berikan larutan natrium thiosulfat2-3 gram dalam
segelas air untuk diminum.
- selimuti korban dan bawa ke dokter atau rumah sakit,
selama dalam perjalanan usaha pertolongan harus dilanjutkan atau diulangi.
7. Keracunan zat kimia dan obat
Beberapa zat kimia yang sering
digunakan misalnya : DDT, pembunuh/pembasmi serangga, obat merah (yodium
tinctur), racun tikus, zat pembasmi hama, zat penutih, deterjen, alkohol,
spiritus, minyak tanah, bensin, solar, gas, korek api, zat kecantikan seperti
untuk kuku atau muka. Keracunan utamanya sering terjadi karena salah dalam
penggunaan, tidak sesuai untuk siapa yang cocok zat tersebut digunakan, dan
dosis yang berlebihan.
Tindakan
pertolongan :
- bawalah korban ke dokter dengan membawa botol atau
tempat zat itu disimpan sehingga cepat diberikan penawarnya.
- jika ada dugaan penderita keracunan, maka upayakan
penderita memuntahkan apa yang telah dimakannya dengan cara memasukkan jari ke
dalam mulut/keronkongannya atau berikan minum air sabun/air garam, biarkan
penderita muntah sampai muntahannya jernih. Untuk merangsang muntah diberikan
susu, air yang dicampur terigu atau telur mentah yang telah dikocok, atau
berikan satu sendok makan bubuk arang.
- Tetapi jika penderita diduga menelan korosif seperti
minyak tanah, penderita dilarang muntah atau jangan dirangsang muntahnya.
Untuk hal ini lakukan pertolongan dengan memberikan
penawar racun, penawar racun yang sering digunakan :
- Arang kayu 2 bagian atau roti yang dipanggang sampai
hangus. Garam Inggris 1 bagian, asam tannin/teh pekat 1 bagian, dan diaduk
sampai merata. Lalu ambil satu sendok teh penuh campuran tersebut dan
dituangkan ke dalam 1 gelas air, lalu diminum.
- Cara lainnya adalah suruh penderita muntah.
- Bila anak-anak, baringkan anak pada lutut dengan
kepala dibawah dan letakkan jari di belakang kerongkongannya supaya dia muntah.
- Untuk anak
yang lebih besar, bisa diberikan satu atau dua gelas susu atau putih telur,
atau garam satu sendok teh ditambahkan dengan air yang bila diminum akan
menambah kecendrunggan untuk muntah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimah kasih ya atas kunjungan Anda dan atas segala saran dan komentar.