BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Prinsip Percobaan
1. Inokulasi berdasarkan pada
media pertumbuhan mikoorganisme, pada bakteri mengunakan media MCA dan NA. Pada
kapang dan khamir menggunakan media SDA.
2. Inkubasi berdasarkan pada suhu
dan waktu inkubasi untuk setiap jenis mikroorganisme.
I.2 Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat mengetahui
tekhnik inokulasi, inkubasi, dan destruksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikrobiologi adalah suatu ilmu
yang mempelajari makhluk hidup yang sangat kecil (diameter kurang dari 0.1 mm)
yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa tanpa bantuan suatu peralatan
khusus. Makhluk ini, disebut jasad renik/mikroorganisme. Terdapat dimana-mana
diantaranya ada yang bermanfaat bagi manusia, tetapi banyak pula yang merugikan
seperti misalnya yang menimbulkan berbagai penyakit. Mikrobiologi meliputi
berbagai disiplin ilmu seperti bakteriologi, imunologi, vibrologi, mikologi dan
parasitologi. Ilmu ini berkembang dengan pesatnya dari tahun ke tahun, sehingga
merupakan disiplin ilmu. Mikrobiologi adalah bagian dari ilmu pengetahuan alam
yang mempelajari tentang jasad renik dan mencakup bentuk, kehidupan, diversitas
dan evolusi, aktivitas yang berkaitan dengan manusia seta peranannya sebagai
dasar basic biological sience. (Staf pengajar Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia, 1994).
Bidang mikrobiologi terbagi atas
2, yaitu mikrobiologi dasar dan mikrobiologi terapan. Mikrobiologi dasar
mengarah pada pengetahuan dasar tentang sel dan populasi seperti klasifikasi, morfologi,
fisiologi, ekologi, genetika dan biokimia yang berkaitan dengan jasad renik.
Sedangkan mikrobiologi terapan mencakup bidang yang tidak terbatas, dapat
meliputi tanah, air, udara, linkungan, pangan, kedokteran, laut, industri dan
sebagainya. (Dwidjoseputri, 1994).
Salah satu hal yang menunjang
dalam pembelajaran mikrobiologi adalah laboratorium. Laboratorium digunakan
untuk melakukan percobaan-percobaan yang dilakukan untuk memahami lebih dalam
tentang hal-hal yang berkaitan dengan jasad renik. Bekerja di laboratorium
selalu memungkinkan terjadinya suatu kecelakaan. Satu-satunya jalan untuk
menghindari kecelakaan tersebut adalah dengan bekerja secara cermat dan
hati-hati. Peralatan merupakan suatu bagian yang mendasari dalam pembentukan
laboratorium, baik itu laboratorium yang sederhana (praktikum) maupun untuk
tujuan penelitian (laboratorium penelitian). Pengenalan alat-alat laboratorium
merupakan hal yang sangat penting sebelum melakukan percobaan karena dapat
memperlancar kegiatan praktikum serta menghindari penyalahgunaan fungsi setiap
alat akibat ketidaktahuan seorang praktikan (Lim, 1998).
Hampir semua tindakan yang
dilakukan dalam diagnosa mikrobiologis, sterilisasi sangat diutamakan baik
alat-alat yang siap pakai maupun medianya. Suatu alat atau bahan dikatakan
steril apabila alat atau bahan tersebut bebas dari mikroba baik dalam bentuk
vegetatif maupun spora. Oleh karena itu, bagi seorang pemula di bidang
mikrobiologi sangat perlu mengenal teknik sterilisasi, pembuatan media serta
teknik penanaman, hal ini semua merupakan dasar-dasar kerja dalam laboratorium
mikrobiologi (Volk & Wheeler, 1993).
A.BIAKAN MURNI
Di dalam alam, semua jenis kuman dan jamur
hidup berdampingan satu sama lain, sehingga setiap pembiakan pertama suatu
bahan pemeriksaan akan menghasilkan pelbagai jenis kuman. Baru kemudian dapat
dilakukan pemilihan biakan-biakan murni untuk pembiakan selanjutnya. Biakan
murni bakteri adalah biakan yang terdiri atas satu spesies bakteri yang
ditumbuhkan dengan medium buatan. Medium buatan tersebut berfungsi sebagai
medium pertumbuhan. Pada medium ini bakteri dapat tumbuh dan berkembang biak.
Bahan dasar yang digunakan untuk medium pertumbuhan ini adalah agar-agar. Untuk
bakteri heterotrof medium dilengkapi dengan air, molekul makanan (misal gula)
sumber nitrogen dan mineral. Biakan murni dilakukan untuk keperluan diagnostik,
karakterisasi mikroorganisme, industri farmasi dan kegiatan lain yang berkaitan
dengan mikroorganisme Untuk hasil yang lebih baik agar bakteri tumbuh, alat dan
bahan yang digunakan di sterilkan terlebih dahulu. Dari pertumbuhan bakteri
pada perbenihan-perbenihan cair dan padat dapat diperoleh keterangan-keterangan
tambahan untuk identifikasi kuman tersebut. Pada benih cair dapat dilihat :
Pertumbuhan pada permukaan. Ada
tidaknya selaput pada permukaan dan sebagainya.
Kekeruhan dari perbenihan.
Bau
Endapan.
(Gerard Bonang & Enggar
S.Koeswardono, 1982).
B. STERILISASI
Secara umum, sterilisasi
merupakan suatu proses pemusnahan kehidupan khususnya mikrobia dalam suatu
wadah ataupun peralatan laboratorium. Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah
suatu proses untuk mematikan semua mikroorganisme yang terdapat pada atau di
dalam suatu benda. Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi
yaitu penggunaaan panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi).
Apabila panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi
basah, bila tanpa kelembapan maka disebut sterilisasi kering (Achmad, 2007).
C. INOKULASI
Inokulasi adalah pemindahan sel-sel
mikroorganisme dari biakan ke medium steril dengan jarum/lingkaran inokulasi
yang steril. Juga introduksi mikroorganisme ke dalam tubuh hewan, seperti dalam
vaksin. . Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu
diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap
steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi (Volk &
Wheeler,1990).
Ada beberapa tahap yang harus
dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman bakteri (inokulasi) yaitu :
1. Menyiapkan ruangan Ruang
tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar tidak
terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam labotarium pembuataan
serum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah kotak kaca
(encast) udara yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan melalui
suatu jalan agar tekena sinar ultraviolet (Pelczar, 1986).
2. Pemindahan dengan pipet Cara
ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk diambil
1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni (Pelczar, 1986).
3. Pemindahan dengan kawat
inokulasi Ujung kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel .ujungnya
boleh lurus juga boleh berupa kolongan yang diametrnya 1-3mm. Dalam melakukuan
penanaman bakteri kawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya
tungkai cukup dilewatkan nyala api saja setelah dingin kembali kawat itu
disentuhkan lagi dalam nyala (Pelczar, 1986).
Inokulum adalah mikroorganisme
yang digunakan untuk pemindahan ke dalam medium. Untuk meningkatkan
keberhasilan inokulasi mikroba diperlukan beberapa media, yaitu media tumbuh,
peralatan, dan metode inokulasi. (Volk & Wheeler, 1990).
Untuk meningkatkan keberhasilan
inokulasi mikroba diperlukan beberapa media yaitu media tumbuh,peralatan,dan
metode inokulasi.
Media tumbuh
Media ini merupakan media yang
disiapkan untuk digunakan menumbuhkan mikroba. Komposisi media tumbuh
disesuaikan dengan mikroba yang akan ditumbuhkan. Berdasarkan bentuknya, media
tumbuh dapat dibagi menjadi cair dan media apat (agar). Perbedaan dari kedua
media ini yaitu penambahan tepung adalah untuk memadatkan media. Sedangkan
media padat dibagi menajdi tiga macam, yaitu media agar tegak (deep agar), agar
miring (slants agar), dan lempeng agar (plate agar). Agar biakan murni dapat
dibuat, medium harus steril sebelum inokulasi; yaitu kita harus yakin bahwa
tidak ada organismehidup dapat berada dalam medium jika diinokulasi. Metode
yang lazim digunakan untuk mensterilkan media ialah menempatkannya dalam otoklaf
(sebetulnya panci masak bertekanan besar dan dielaborasi). Otoklaf menggunakan
uap bertekanan untuk menaikkan suhu barang yang sedang disterilkan sampai suatu
taraf yang mematikan semua bentuk kehidupan. Untuk sterilisasi rutin, otoklaf
biasanya dioperasikan pada tekanan uap 15 lb/in2. Pada tekanan ini suhu menjadi
121 oC. Waktu yang diperlukan pada suhu ini adalah 15 sampai 20 menit. Apabila
medium berukuran besar disterilkan, maka waktu yang diperlukan akan lebih
panjang, karena panas memerlukan waktu untuk menembus bahan tersebut (Volk
& Wheeler, 1993).
Pada perbenihan agar miring dapat
dilihat berbagai macam pertumbuhan bakteri. Ada yang hanya tumbuh pada tempat
penanaman, ada yang tumbuhnya menyebar dan sebagainya. Pada perbenihan lempeng
agar dapat dilihat berbagai bentuk koloni bakteri. Koloni-koloni ini dapat
dibedakan satu sama lain berdasarkan sifat-sifat permukaannya, pinggirnya,
warnanya dan perubahan-perubahannya yang ditimbulkan pada perbenihan. Pada
perbenihan tabung agar tegak dapat dilihat sifat-sifat pertumbuhan terbaik,
apakah di permukaan perbenihan atau jauh di dalam perbenihan. Cara pertumbuhan
di sekitar tempat tusukan sengkelit; ada tidaknya pencairan perbenihan,
misalnya pada perbenihan gelatin; ada tidaknya pencairan perbenihan, misalnya
pada perbenihan semi-solid. ( Gerard Bonang & Enggar.S.Koeswardono, 1982).
Agar-agar, gelatin atau gel
silika merupakan bahan untuk membuat medium menjadi padat. Namun, yang paling
umum digunakan adalah agar-agar. Meskipun bahan utama agar-agar adalah gelatin,
yaitu suatu kompleks karbohidrat yang diekstraksi dari alga marin genus
Gelidium, namun sebagian besar mikroorganisme tidak dapat menggunakannya
sebagai makanan sehingga agar-agar dapat berlaku hanya sebagai pemadat
(Hadioetomo, 1993).
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
III.1 Alat dan Bahan yang
digunakan
Alat yang digunakan :
Tabung reaksi,
Cawan petri,
Pipet berskala,
Pipt media,
Pembakar bunsen,
Jarum ose bulat,
Jarum ose lurus,
Rak tabung.
Bahan yang digunakan :
Nutrient Agar (NA),
MacConkey Agar (MA),
Sabouraud Dextrose Agar (SDA),
Air selokan sebagai sampel.
III.2 Prosedur Percobaan
III.2.1 Inokulasi mikroorganisme
Masing-masing isolat
mikroorganisme yang telah disediakan dalam media tegak, mring, dan pelat
diinokulasikan.
Inokulasi dilakukan dengan cara
media miring digores dengan menggunakan kawat ose bulat, sedangkan media tegak
ditusuk dengan kawat ose lurus.
Setiap atu galur mikroorganisme
selesai dilakukan inokuasi, kawat ose harus diflambir. Galur kapang diinokulasi
paling akhir.
III.2.2 Inkubasi hasil inokulasi
Semua cawan dan tabung
diinkubasi pada suhu yang optimum dan waktu yang tepat untuk pertumbuhan
mikroorganisme yang diinokulasi. Biakan bakteri pada 35-370C selama24 sampai 48
jam, khamir pada 30-350C selama 3 hari dan kapang pada 20-250C selama 5-7 hari.
Pengamatan dilakukan terhadap
seluruh ciri makroskopis yang dapat dilihat. Jika perlu dapat dilihat ciri
makroskopisnya juga. Seluruh pengamatan dicatat dengan lengkap dan diteliti
bila perlu dengan foto.
Hasil percobaan yang terbaik
dapat disimpan dalam lemari pendingin untuk dipergunakan pada percobaan minu
depannya.
III.2.3 Destruksi
Autoklaf diisi dengan aquadest
yang telah disiapkan sampai batas yang telah ditentukan.
Semua alat gelas atau bahan
lain yang pernah kontak dengan mikroba dimasukkan kedalam autoklaf.
Kunci pengaman autoklaf
dipasang, lubang pengeluaran uap ditutup, kemudian autoklaf dinyatakan pada
suhu 1210C. Waktu destruksi dihitung selama 30 menit setelah suhu yang
diinginkan tercapai.
Alat dimatikan, uapnya
dikeluarkan sampai tekanan dalam alat samadengan nol, lalu alat gelas
dikeluarkan dari dalam autoklaf.
Semua alat langsung dicuci
denganair sabun untuk menghindari perkembangan popuasi mikroba yang baru.
Alat gelas dikeringkan dengan
cara ditiriskan (tidak boleh dengan lap), kemudian dibungkus sesuai dengan
keentuan yang berlaku bila akan disterilisasi lagi.
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
1. Pada Media MacConkey Agar
(MCA)
Proses inkubasi : ±19 jam
Pada suhu optimum (35º-37ºC)
• Dalam cawan petri (media
pelat/datar)
Sebelum inokulasi
Hasil : Tidak ada perubahan
terhadap media tersebut.
• Dalam tabung reaksi (media
tegak)
Sebelum inokulasi Setelah
inkubasi
Hasil : Tidak ada perubahan
terhadap media tersebut
• Dalam tabung reaksi (media
miring)
Sebelum inokulasi Setelah
inkubasi
Hasil : Tidak ada perubahan
terhadap media tersebut.
2. Pada Media Nutrient Agar (NA)
Proses inkubasi : ±19 jam
Pada suhu optimum (35º-37ºC)
• Dalam cawan petri (media
pelat/datar)
Sebelum inokulasi
Hasil : Terjadi perubahan, pada
media terdapat koloni seperti jamur (fungi) berwarna putih.
• Dalam tabung reaksi (media
tegak)
Sebelum inokulasi Setelah
inkubasi
Hasil : Tidak terdapat koloni
pada media NA, tetapi warna yang dihasilkan lebih keruh terhadap media
tersebut.
• Dalam tabung reaksi (media
miring)
Sebelum inokulasi Setelah
inkubasi
Hasil : Tidak terdapat koloni
pada media NA, tetapi warna yang dihasilkan lebih keruh terhadap media
tersebut.
3. Pada Media Sabouraud Dextrose
Agar (SDA)
Proses inkubasi :
Pada suhu
• Dalam cawan petri (media
pelat/datar)
Sebelum inokulasi
Hasil : Terdapat koloni seperti
jamur (fungi) seperti lumut berwarna putih.
• Dalam tabung reaksi (media
tegak)
Sebelum inokulasi
Hasil : Terdapat koloni berbentuk
seperti serabut-serabut kapas yang menutupi permukaan media
• Dalam tabung reaksi (media
miring)
Sebelum inokulasi
Hasil : Terdapat satu koloni
berwarna hijau gelap yang diselimuti rambut-rambut kapas.
BAB V
PEMBAHASAN
Dari hasil yang didapat ada
beberapa percobaan yang tidak mencapai
tujuan, yakni membiakkan
mikroorganisme.
• Pada percobaan terhadap media
MacConkey Agar (MCA) tidak adanya koloni pada media pertumbuhan, hal ini dapat
disebabkan oleh beberapa hal.
diantaranya :
- Media MCA yang masih panas dan
jarum ose yang terlalu lama diflambir dapat mematikan mikroorganisme didalam
sampel.
- Waktu inkubasi yang kurang
lama, karena pada literatur tertulis “mikrobiologi baru dapat diamati setelah
inkubasi selama 24-48 jam.”
Pada MacConkey Agar, dapat
terdeteksi adanya bakteri E.Coli dengan tanda adanya koloni berwarna merah
muda.
• Pada percobaan terhadap media
pertumbuhan Nutrient Agar (NA) hanya pada cawan petri koloni terbentuk
mikroorganisme berbentuk bulat berwarna putih, sedangkan pada tabung reaksi
(media tegak dan miring) tidak ada koloni terbentuk. Kemungkinan media Na yang
masih panas dan jarum ose yang terlalu lama di flambir.
• Pada percobaan terhadap media
pertumbuhan Saboraud Dextrose Agar (SDA) terdapat spora. Bentuk spora yang
timbul pada permukaan media menyerupai serat berwarna putih.
BAB VI
KESIMPULAN
1. Tidak semua media pertumbuhan
mikroorganisme memerlukan waktu hasil pengamatan yang sama.
- Pada media NA dan MCA,
pertumbuhhan mikroorganisme dapat diamati dalam waktu 1 hari.
- Pada media SDA, pertumbuhan
mikroorganisme dapat diamati dalam waktu 4 hari.
2. Pada media NA yang tegak lurus
dan miring tidak menghasilkan mikroorganisme dikarenakan media NA yang masih
panas dan jarum ose yang terlalu lama diflambir.
3. Pada media NA yang pelat
menghasilkan mikroorganisme.
4. Pada media SDA yang tegak
lurus, miring, dan pelat menghasilkan mikroorganisme.
5. Pada media MCA yang tegak
lurus, miring, dan pelat tidak menghasilkan mikroorganisme dikarenakan media
MCA yang masih panas dan jarum ose yang terlalu lama diflambir
DAFTAR PUSTAKA
Bonang, Gerard &
Koeswardono. S. Engar. 1982. Mikrobiologi Kedokteran Untuk Laboratorium dan
Klinik. PT.Gramedia : Jakarta
Dwidjoseputro, D. 1994.
Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.
Ferdias, S., 1992, Mikrobiologi
Pangan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Hadioetomo, R. S. 1993. Teknik
dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi. Gramedia: Jakarta
Staf Pengajar FK Universitas
Indonesia. 1993. Mikrobiologi Kedokteran. Binarupa Aksara : Jakarta.
Staff pengajar Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran,
edisi revisi. Binarupa Aksara : Jakarta.
Volk & Wheeler, 1990.
Mikrobiologi dasar edisi kelima jilid 2. Erlangga : jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimah kasih ya atas kunjungan Anda dan atas segala saran dan komentar.